Rabu, 19 Maret 2008

Le Grand Voyage

Aku baru aja selesai nonton Film Le Grand Voyage untuk yang kedua kalinya. Karena film ini sangat bagus maka aku tertarik untuk posting disini. Ini adalah film produksi Perancis yang termasuk jenis road movie (film tentang perjalanan)... Aku mendapatkan film ini dari rental kesayanganku, Wahana...

”Mengapa Ayah tidak naik pesawat saja ke Mekkah? Ini akan lebih mudah.” tanya anak kepada ayahnya.

”Air laut baru akan kehilangan rasa asin setelah ia menguap ke langit... Ya, begitulah air laut menemui kemurniannya. Ia harus mengangkasa melewati awan. Inilah mengapa lebih baik naik haji berjalan kaki ketimbang naik kuda. Lebih baik naik kuda ketimbang naik mobil. Lebih baik naik mobil ketimbang naik kapal. Lebih baik naik kapal ketimbang naik pesawat terbang…”

Itulah quote dari film ini.... Semakin sulit perjalanan menuju Mekkah, maka semakin kita memurnikan jiwa (seperti halnya perjalanan air laut yang mengangkasa). Filosofi ini yang membuat sang ayah ingin melakukan ibadah haji dengan menggunakan mobil dari perancis menuju mekkah.

Karena sudah tidak kuat untuk menyetir sendiri, ayah meminta Reda (anaknya) untuk menemaninya pergi ke Mekkah. Sebenarnya Reda tidak ingin berangkat dengan alasan ada ujian akhir, selain itu Reda juga memiliki kekasih di Perancis. Sebagai anak muda yang sedang dimabuk cinta pasti berat rasanya ketika harus berpisah dengan kekasihnya. Namun Reda tidak punya pilihan lain sehingga ia harus menemani ayahnya menempuh perjalanan perancis-mekkah menggunakan mobil yang berjarak 5000KM ... Perjalanan panjang ini bukan tanpa rintangan, banyak rintangan yang mereka hadapi selama melintasi berbagai negara di Eropa hingga akhirnya sampai di negara Saudi Arabia. Setting film ini adalah sepanjang perjalanan dari perancis menuju mekah....


Perbedaan2 pandangan antara ayah dan anak sering menjadi bahan pertengkaran sepanjang perjalanan. Kesenjangan hubungan ayah dan anak membuat perjalanan panjang ini tidak bisa dibilang sebagai perjalanan yang menyenangkan. Berbagai peristiwa yang timbul dalam perjalanan mereka kemudian memberikan pemahaman baru akan hubungan kasih antara ayah dan anak. Meski mereka selalu bertengkar namun ikatan ayah dan anak tidak pernah terputus. Dialog2 yang terjadi terasa bener-bener natural seperti kejadian di dunia nyata.

Di tengah perjalanan, muncul sosok yang bernama Mustafa yang menumpang mobil mereka. Reda akrab sekali dengan Mustafa namun sikap yang berbeda ditunjukkan ayahnya kepada Mustafa. Pada akhirnya diketahui bahwa Mustafa bukanlah orang baik2 karena Mustafa mencuri uang milik ayah Reda.

Akhirnya perjalanan panjang mereka sampai ke Mekkah, perjalanan panjang yang ditempuh bersama2 membuat mereka lebih saling memahami....

Ayah memulai ibadah haji... Namun ketika malam menjelang ayah tak juga kembali. Muncul kegelisahan dihati Reda... Keesokan harinya ia mencari ayah dan alangkah terkejutnya ia ketika mendapati ayahnya terbujur kaku... Tangis dan raungan Reda benar-benar dramatis, aktingnya sangat pas selayaknya jeritan seorang anak yang baru merasa dekat dan mulai menyayangi ayahnya tapi justru diwaktu yang hampir bersamaan pula dia harus menerima kenyataan untuk kepergian sang ayah. Inilah klimaks dari film ini dan ini merupakan salah satu scene favoritku.


Ada pelajaran spiritual yang didapatkan reda selama perjalanan ini. Dari awal digambarkan ia bukanlah pemuda yang taat, ia tidak pernah shalat walaupun ayahnya seorang yang taat. Tujuannya berangkat ke Mekkah hanya untuk menjadi supir, bukan karna ingin melakukan ibadah haji seperti ayahnya. Tapi dibagian ending diperlihatkan adegan Reda yang bersedekah kepada fakir-miskin. Mungkin inilah awal bagi Reda yang ingin mengenal agamanya...

Film ini minim sekali dialog, kalau kita menyukai film yang mengandalkan dialog mungkin akan terasa membosankan. Namun minimnya dialog di film ini malah bisa membuat aku terhanyut menikmati alur ceritanya....

Sebenarnya ada satu bagian yang tidak aku mengerti di dalam cerita ini, yaitu siapa sebenarnya wanita berpakaian hitam-berkerudung yang mereka temui di jalan raya yang sepi. Wanita itu sangat aneh, ekspresi mukanya menyeramkan. Aku sampai merinding berkali2 melihatnya... Tapi kebingunganku akan sosok wanita ini tidak mengurangi penilaianku terhadap film ini.

Secara keseluruhan film ini layak banget untuk ditonton, dalam skala 1-5 aku beri nilai 4.5.... Ini Trailer Film Le Grand Voyage

2 komentar:

Sudarmanto mengatakan...

abuwaswas2.blogspot.com

tempo hari ada di bioskop gue kagak nonton,

nyesal nih
1 dari 5 bintang
ratingnya dapat berapa?

main ke blog aku lagi ya

Adhie Yusnadi mengatakan...

4.5/5 kalo nilai dariku...

Buruan sana cari VCD-nya... Dijamin gak bakal nyesel:)