Senin, 24 Maret 2008

Adhie Yusnadi Pindah Rumah...

Setelah 1 bulan lebih bermukim dirumah ini, akhirnya aku memutuskan untuk pindah ke rumah yang baru...

Hiks...Hiks...Hiks... Sedih juga ketika harus meninggalkan rumah ini karna banyak pelajaran yang kudapatkan disini. Disinilah aku pertama kali nge-blog, disini juga aku berbagi suka dan duka... Tapi roda terus berputar dan kini aku harus pergi meninggalkan blogspot... Walau begitu, rumah ini tak akan aku jual atau sewakan (not for rent or sale). Biarlah rumah ini tak berpenghuni (hantu jangan mampir di rumah kosong ya), sapa tau suatu saat nanti aku merindukannya kembali maka aku akan balik lagi kesini. Goodbye blogspot...

BTW, rumahku yang baru udah selesai di bangun, kalo mau mampir klik disini ya... Atau kunjungi aja http://adhieyusnadi.wordpress.com/
Ditunggu kedatangannya ya...

Love Yogya and You

Sabtu, 22 Maret 2008

Rambutku yang makin menipis...

Ikbal : Dhie, koq tambah tua aja keliatannya?
Aku : Masa' sih, gara2 rambutku ya?

Reno : Om, sana creambath ke Salon biar rambutnya makin subur!!!
Aku : Wadohh, aku gak biasa nyalon eee...

Taufik : Rambutmu makin tipis aja, botakin sekalian aja!!!
Aku : Hahhhhh???

Enja : Kita sama, rambutku juga rontok, tapi kau lebih parah. Coba deh ngaca...
Aku : Hiks...Hiks...Hiks...

Ririen : karena kamu mikirin rambutmu yang rontok, jadinya makin rontok. Coba kamu bilang rambutku tebel, bagus, gak ketombean, pasti gak rontok lagi....
Aku : Semacam sugesti gitu mbak?

Wadoh, itu sebagian komentar orang2 tentang rambutku... Yup, rambutku makin menipis aja, padahal usiaku belum tua2 banget. Masih kepala dua, 25 aja belom nyampe... Masih muda pokoknya... Tapi kenapa rambutku bermasalah ya? Kadang aku suka ngiri ngeliat rambut orang yang tebel dan bagus....

Sebenernya waktu kecil dulu rambutku tebel, beda banget dengan yang sekarang ini... Tapi mau gimana lagi, udah nasibku kali ya... Jadi mesti diterima aja (walo berat juga untuk menerimanya,hiks...hiks...)

Suasana Hatiku...

Tak pernah ada kata terlambat untuk sadari apa yang penting dalam hidupmu...

Untuk memperjuangkannya...

Setiap saat dalam kehidupan bisa menjadi keajaiban...

Never give up...

Rabu, 19 Maret 2008

Le Grand Voyage

Aku baru aja selesai nonton Film Le Grand Voyage untuk yang kedua kalinya. Karena film ini sangat bagus maka aku tertarik untuk posting disini. Ini adalah film produksi Perancis yang termasuk jenis road movie (film tentang perjalanan)... Aku mendapatkan film ini dari rental kesayanganku, Wahana...

”Mengapa Ayah tidak naik pesawat saja ke Mekkah? Ini akan lebih mudah.” tanya anak kepada ayahnya.

”Air laut baru akan kehilangan rasa asin setelah ia menguap ke langit... Ya, begitulah air laut menemui kemurniannya. Ia harus mengangkasa melewati awan. Inilah mengapa lebih baik naik haji berjalan kaki ketimbang naik kuda. Lebih baik naik kuda ketimbang naik mobil. Lebih baik naik mobil ketimbang naik kapal. Lebih baik naik kapal ketimbang naik pesawat terbang…”

Itulah quote dari film ini.... Semakin sulit perjalanan menuju Mekkah, maka semakin kita memurnikan jiwa (seperti halnya perjalanan air laut yang mengangkasa). Filosofi ini yang membuat sang ayah ingin melakukan ibadah haji dengan menggunakan mobil dari perancis menuju mekkah.

Karena sudah tidak kuat untuk menyetir sendiri, ayah meminta Reda (anaknya) untuk menemaninya pergi ke Mekkah. Sebenarnya Reda tidak ingin berangkat dengan alasan ada ujian akhir, selain itu Reda juga memiliki kekasih di Perancis. Sebagai anak muda yang sedang dimabuk cinta pasti berat rasanya ketika harus berpisah dengan kekasihnya. Namun Reda tidak punya pilihan lain sehingga ia harus menemani ayahnya menempuh perjalanan perancis-mekkah menggunakan mobil yang berjarak 5000KM ... Perjalanan panjang ini bukan tanpa rintangan, banyak rintangan yang mereka hadapi selama melintasi berbagai negara di Eropa hingga akhirnya sampai di negara Saudi Arabia. Setting film ini adalah sepanjang perjalanan dari perancis menuju mekah....


Perbedaan2 pandangan antara ayah dan anak sering menjadi bahan pertengkaran sepanjang perjalanan. Kesenjangan hubungan ayah dan anak membuat perjalanan panjang ini tidak bisa dibilang sebagai perjalanan yang menyenangkan. Berbagai peristiwa yang timbul dalam perjalanan mereka kemudian memberikan pemahaman baru akan hubungan kasih antara ayah dan anak. Meski mereka selalu bertengkar namun ikatan ayah dan anak tidak pernah terputus. Dialog2 yang terjadi terasa bener-bener natural seperti kejadian di dunia nyata.

Di tengah perjalanan, muncul sosok yang bernama Mustafa yang menumpang mobil mereka. Reda akrab sekali dengan Mustafa namun sikap yang berbeda ditunjukkan ayahnya kepada Mustafa. Pada akhirnya diketahui bahwa Mustafa bukanlah orang baik2 karena Mustafa mencuri uang milik ayah Reda.

Akhirnya perjalanan panjang mereka sampai ke Mekkah, perjalanan panjang yang ditempuh bersama2 membuat mereka lebih saling memahami....

Ayah memulai ibadah haji... Namun ketika malam menjelang ayah tak juga kembali. Muncul kegelisahan dihati Reda... Keesokan harinya ia mencari ayah dan alangkah terkejutnya ia ketika mendapati ayahnya terbujur kaku... Tangis dan raungan Reda benar-benar dramatis, aktingnya sangat pas selayaknya jeritan seorang anak yang baru merasa dekat dan mulai menyayangi ayahnya tapi justru diwaktu yang hampir bersamaan pula dia harus menerima kenyataan untuk kepergian sang ayah. Inilah klimaks dari film ini dan ini merupakan salah satu scene favoritku.


Ada pelajaran spiritual yang didapatkan reda selama perjalanan ini. Dari awal digambarkan ia bukanlah pemuda yang taat, ia tidak pernah shalat walaupun ayahnya seorang yang taat. Tujuannya berangkat ke Mekkah hanya untuk menjadi supir, bukan karna ingin melakukan ibadah haji seperti ayahnya. Tapi dibagian ending diperlihatkan adegan Reda yang bersedekah kepada fakir-miskin. Mungkin inilah awal bagi Reda yang ingin mengenal agamanya...

Film ini minim sekali dialog, kalau kita menyukai film yang mengandalkan dialog mungkin akan terasa membosankan. Namun minimnya dialog di film ini malah bisa membuat aku terhanyut menikmati alur ceritanya....

Sebenarnya ada satu bagian yang tidak aku mengerti di dalam cerita ini, yaitu siapa sebenarnya wanita berpakaian hitam-berkerudung yang mereka temui di jalan raya yang sepi. Wanita itu sangat aneh, ekspresi mukanya menyeramkan. Aku sampai merinding berkali2 melihatnya... Tapi kebingunganku akan sosok wanita ini tidak mengurangi penilaianku terhadap film ini.

Secara keseluruhan film ini layak banget untuk ditonton, dalam skala 1-5 aku beri nilai 4.5.... Ini Trailer Film Le Grand Voyage

Sabtu, 15 Maret 2008

Perjalanan Panjang Menuju Dieng

Pada waktu libur semester lalu, tepatnya hari minggu tanggal 27 Januari 2008 (hari dimana mantan presiden Soeharto meninggal dunia), aku dan teman2 melakukan perjalanan ke Dataran Tinggi Dieng, yang terletak di daerah Wonosobo, Jawa Tengah...


Perjalanan dadakan ini dimulai jam 6 pagi... Aku bilang dadakan karena rencana pengen ke dieng ini baru terbersit pada malam sebelum keberangkatan... Berbekal sedikit informasi yang kudapat dari Agung (temenku yang rumahnya di Wonosobo), akupun memutuskan untuk menuju dieng... Kuhubungi teman2 dan terkumpul beberapa orang, lalu kami memutuskan untuk berangkat... Karena belum pernah ke dieng dan belum begitu paham arah menuju sana maka aku memutuskan untuk searching di-internet dulu, juga tak lupa membeli Peta Jawa Tengah di Togamas...


Setelah semua teman2 berkumpul, kami (aku, cipto, febrian, moris, yudi, taufik, tria, febri, dan yustya) menuju wonosobo dengan menggunakan 5 buah motor yang udah diisi bensin fulltank. Di Wonosobo kami akan bertemu agung dan agung akan menjadi guide mengelilingi Dieng...


Perjalanan pagi hari amat menyenangkan karna udaranya masih segar. Namun udaranya sangat dingin sekali sehingga sesekali aku sempat menggigil kedinginan. Perjalanan menuju Dieng dapat ditempuh melalui 2 jalur. Jalur yang pertama adalah jalur yang melalui kota Magelang- Temanggung. Jalur ini jalannya lebih lebar, namun jaraknya akan lebih jauh daripada jalur kedua. Jalur kedua adalah jalur yang melewati candi Borobudur kemudian mengikuti arah menuju purworejo... Berdasarkan informasi dari agung, dia menyarankan untuk lewat jalur kedua...


Selama lebih kurang 45menit kami sampai di daerah candi borobudur, lalu kami bertanya kepada penduduk setempat arah menuju wonosobo. Dengan petunjuk yang diberikan penduduk tersebut, kami menyusuri jalan yang ada penunjuk jalan menuju Purworejo... Jalannya lumayan bagus dengan sesekali ada tanjakan dan turunan, namun cukup mudah untuk dilalui. Sempet ragu dan bingung juga karna udah puluhan kilo menyusuri jalan itu namun belum ada tanda2 penunjuk jalan menuju ke Wonosobo. Apakah kami tersesat? Lalu kami kembali bertanya kepada warga yang kebetulan berada dipinggir jalan. Untunglah kami tidak tersesat, kata warga tersebut beberapa kilo lagi nanti kami akan ketemu plang arah ke kanan yang menuju wonosobo. Dan ternyata benar, kami menemukan plang tersebut dan tak jauh didepannya ada pertigaan menuju wonosobo. Pertigaan tersebut cukup gede', banyak bus2 kecil yang mangkal, dan terdapat sebuah tugu. Dari pertigaan tersebut kalo mau menuju Purworejo hanya sekitar 6-7KM saja. Kamipun melanjutkan perjalanan dengan mengambil arah belok kanan dari pertigaan tersebut...


Perjalanan masih panjang... Jarak yang kami tempuh baru setengah perjalanan. Medan yang kami tempuh selanjutnya lebih menantang karena menanjak dan berliku. Namun, jika berhati2 perjalanannya akan aman2 saja. Pemandangan yang dilewati sangat menyejukkan mata karena banyak pepohonan rindang dan gunung2 yang terlihat dengan jelasnya...


Setelah lebih kurang 3jam akhirnya kami sampai di Wonosobo. Perjalanan yang panjang dan melelahkan cukup membuat capek sehingga kami memutuskan untuk istirahat sebentar di Alun2 Kota Wonosobo sambil sarapan karena belum sempet makan saat berangkat tadi. Aku mengirim sms kepada agung janjian agar ketemuan di Alun2 ini... Suasana Alun2 Kota Wonosobo saat itu cukup rame karena hari itu adalah hari minggu. Banyak warga setempat yang sarapan disitu sehabis mereka berolahraga. Kota wonosobo lumayan dingin, mungkin karena kota ini berada di kaki gunung... Kotanya juga bersih dan rapi dengan jumlah penduduk yang cukup ramai...


Akhirnya agung datang, lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Dieng. Jarak wonosobo dieng sekitar 26 KM, namun karena jalannya yang menanjak sehingga perjalanan akan memakan waktu yang cukup lama... Sepanjang perjalanan, di kiri dan kanan jalan terhampar pemandangan yang sangat mengagumkan. Sangat menyenangkan menikmati perjalanan yang indah ini. Semakin keatas semakin menakjubkan, namun harus ekstra hati2 karena tanjakannya begitu tinggi dan jalannya juga berliku2 sehingga tak jarang aku harus menggunakan gigi 1 dan 2 saja untuk melewati tanjakan itu...

Tak terasa kami sudah berada di ketinggian 2000m dpl... Kami sampai didepan pos penjagaan dan harus membayar masing2 Rp.12.000 sebagai tiket masuk. Tiket masuk tersebut dapat digunakan untuk mengunjungi 4 tempat yaitu Telaga Warna, Kawah Sikidang, Kompleks Candi, dan Dieng Plateu Theatre. Seharusnya kami membayar Rp.120.000 (jumlahnya 10 orang), namun disini bisa tawar menawar sehingga kami hanya membayar Rp.100.000 saja. "WELCOME TO DIENG PLATEU"

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Telaga Warna. Konon kabarnya dulu telaga ini memiliki banyak warna, makanya disebut telaga warna. Namun saat ini warnanya hanya tinggal hijau saja... Telaganya cukup luas dan dikelilingi pepohonan yang cukup rindang... Cukup menarik, hanya saja bau belerang dari telaga tersebut cukup menyengat...



Tanpa mengenal lelah, kami lanjutkan perjalanan menuju Kawah Sikidang.. Disini kami menikmati pemandangan alam yang berbeda lagi yaitu kawah belerang yang masih aktif mengeluarkan uap panas sehingga air kawah mendidih dan mengeluarkan asap belerang. Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan...


Walau sudah lumayan capek namun kami tetap semangat melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya, yaitu kompleks candi. Tempat inipun tak kalah menariknya. Pemandangannya yang hijau membuat betah untuk berlama2. Disini kita bisa melihat para petani kentang sedang memetik hasil panennya yang subur2.


Hari sudah semakin siang, kabutpun mulai menutupi pemandangan. Masih ada satu tempat lagi yang belum kami kunjungi yaitu Theatre Dieng Plateu. Kami segera ke tempat terakhir ini. Disini kami menikmati pemutaran video berdurasi sekitar 15-20 menit mengenai Dieng Plateu. Videonya ini juga diperuntukkan turis mancanegara karna disertai english subtitle...


Keluar dari gedung theatre, hujan mengguyur kawasan dieng dan kabut semakin tebal. Saat itu sekitar jam 1/2 2. Kamipun memutuskan untuk segera pulang sambil mererobos hujan... Sebenarnya dalam perjalanan pulang kami masih ingin mampir ke perkebunan teh, namun karna hujannya semakin deres dan sudah semakin sore akhirnya kami memutuskan untuk segera pulang... Perjalanan pulang yang cukup panjang sekitar 3 jam pasti akan sangat melelahkan. Namun lelah dan penat terbayar tuntas dengan kebahagian dan kesenangan yang didapatkan.... Sebuah kenangan yang akan selalu kuingat sampai kapanpun...

Selasa, 11 Maret 2008

SUPERSEMAR

Hari ini tanggal sebelas maret... Peristiwa yang tercatat dalam sejarah sebagai hari dimana presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau yang dikenal dengan istilah SUPERSEMAR...

Kabarnya Supersemar yang ada sekarang ini palsu... Lalu, dimanakah Supersemar yang asli? Adakah yang bisa menemukannya? Masih mungkinkah untuk ditemukan? Apa isinya sebenarnya?

Sabtu, 08 Maret 2008

Trans Jogja: Jogjakarta's not Jakarta

Kalo Jakarta udah populer dengan Busway-nya, kini Jogja pun gak mau kalah... Sejak pertengahan februari lalu, tepatnya 18 februari,Bus Patas Trans Jogja resmi beroperasi. Apa bedanya Trans Jakarta dan Trans Jogja? Kalo ditanya bedanya, aku gak bisa menggambarkan secara pasti karna aku belum pernah naik Trans Jakarta. Yang pasti mereka bukan bagian dari Transcorp yang menaungi TransTV dan Trans7 (koq malah ngomongin tentang TV ya?)....Kali ini aku akan bercerita tentang Trans Jogja karena kemaren aku baru mencobanya...

Sebenarnya udah lama aku pengen mencoba naik Trans Jogja (TJ), pengen tau apa bedanya angkutan umum yang baru ini dengan angkutan umum yang udah ada sebelumnya. Untunglah kemaren libur dan aku sedang gak ada kegiatan, makanya aku bisa keliling Jogja dengan naik TJ....

Sore hari perjalanan dimulai... Dari kos aku pake motor menuju Shelter terdekat (Aku baru tau kalo ternyata sebutan untuk Halte TJ itu adalah Shelter) yaitu depan KOPMA UGM. Motor aku parkirkan disitu lalu jalan kaki menuju shelter (Niat banget gak sih,hehehe...). Sempet baca2 sebentar mengenai rute2 yang bakal dilalui TJ untuk masing2 trayek. Namun belum selesai membacanya, Bus TJ datang... Aku fikir kalo nunggu Bus berikutnya pasti bakal lama, jadi mending langsung naik yang ini aja. Bergegas aku membeli karcis agar bisa naik bus yang ini... Pas beli karcis, aku fikir bakal dapet potongan karcis sebagai bukti kalo kita dah membayar lalu karcis tersebut digunakan sebagai pass masuk ke dalam TJ (layaknya nonton bioskop gitu deh), tapi ternyata tidak... Petugasnya hanya mencatat manual lalu aku diperbolehkan masuk...


Oya, uang yang aku keluarkan untuk membeli karcisnya adalah Rp.3000,-. Ini adalah tarif untuk Umum sedangkan kalo untuk pelajar dikenakan tarif sebesar Rp.2000,- (Ternyata Mahasiswa tidak termasuk golongan pelajar tho,heheh). Kalo ingin lebih irit lagi kita bisa menjadi pelanggan dengan terlebih dahulu membeli kartu perdana...


Oke, sekarang aku dah berada di dalam Bus TJ. Aku mengarahkan pandangan ke kiri dan ke kanan celingukan mencari kursi yang kosong... Posisi kursi dalam bus ini melingkar seperti O dengan bagian tengahnya kosong yang disediakan untuk yang berdiri . Ternyata masih ada satu kursi yang tersisa yaitu di belakang tepat bagian tengah, akupun menuju kesana... Posisi yang cukup nyaman menurutku karna daripada dapat bagian yang sisi kiri atau kanan maka posisi duduknya bakal menyamping.


Jam dinding digital yang ada di Bus itu tepat menunjukkan pukul 16.15. Kesan pertamaku naik TJ cukup menyenangkan... Ruangannya dingin ber-AC, kursinya lumayan nyaman dan buat yang tidak dapat tempat duduk disediakan pegangan untuk berdiri. Selain itu bus ini juga menyediakan alat pemecah kaca yang dapat digunakan sewaktu2 dalam keadaan darurat. Nilai plus lainnya adalah Bus ini bebas asap rokok yang membuat aku tambah betah berada disana (Tapi buat yang perokok pasti gak suka deh ya,hehehe). Mataku mulai berkeliling menghitung jumlah kursi yang ada untuk mengetahui kapasitasnya. Jumlah kursinya 22 buah, dan jumlah pegangan buat yang berdiri juga sama. Jadi totalnya dapat diitung sendiri lah ya...


Sampai di shelter pertama yaitu depan hotel Grand Mercure, namun gak ada penumpang yang naik sehingga perjalanan terus dilanjutkan lagi... Oya buat kamu yang belum tau, penumpang TJ ini hanya boleh naik dan turun di shelter2 yang telah ditentukan, tidak seperti Bus kota yang ada di jogja yang bebas menaikkan dan menurunkan penumpang dimana aja... Sebenarnya aku gak tau Bus ini akan menuju kemana karna tadi asal naik aja... Bahkan bus ini trayek nomer brapa akupun gak tau. Namun itu bukanlah suatu masalah bagiku, karna tujuanku juga hanya ingin jalan2 dan mencoba TJ. Karna tadi aku naik dari KOPMA UGM maka nantinya pasti Bus ini akan melewati jalur itu lagi. Makanya aku gak perlu bertanya dan gak mungkin aku akan tersesat... Perjalanan terus berlanjut sampai jalan tentara pelajar-sarkem-malioboro. Di Shelter depan Inna Garuda Hotel penumpangbertambah banyak sehingga Bus jadi penuh dan banyak juga yang berdiri... Gak masalah, toh aku masih asik duduk dibagian belakang...Coba aja bus ini ada musik atau nyetel radio pasti aku lebih betah lagi...


Perjalanan makin jauh aja, aku fikir dari ujung malioboro bus akan belok kiri ternyata tidak, bus-nya malah belok kanan lalu sampe menuju jokteng... Ada yang lucu setiap mau nyampe shelter, kondektur-nya selalu ngomong kayak pramugari di pesawat: "Penumpang yang terhormat, saat ini kita hampir tiba di shelter bla...bla...bla...Bagi anda yang ingin turun di shelter ini harap mempersiapkan diri dan perhatikan barang bawaan anda jangan sampai ada yang ketinggalan...". Whahahaa, lucu juga mendengarnya... Tapi suara kondekturnya pelan banget, mungkin udah kecapean kali ya secara ini dah sore. Pasti bosen banget deh ya mengulang kata2 yang sama (yang beda cuma nyebutin nama shelternya aja) setiap 15-20 menit sekali mulai jam 5pagi sampe 10 malem...


Perjalanan akhirnya sampai ke Terminal Giwangan, kemudian menyusuri kota gede lalu menuju janti... Dari janti aku berharap kalo bus ini akan belok kiri (Arah Amplas). Oh God, ternyata Bus ini malah belok kanan, aku takut kalo bus ini bakal nyampe Prambanan soalnya salah satu trayek TJ ada yang nyampe Prambanan. Kalo nyampe Prambanan bakalan lama baru pulang ke Depan Kopma lagi. Untungnya bus ini ternyata hanya nyampe Bandara Adi Sucipto lalu muter lagi ke arah barat kemudian Ring road Utara lalu menuju jakal sampai akhirnya aku turun kembali di shelter Kopma UGM. Total perjalanaku lebih kurang 2jam... Oya, sebenarnya kalo aku tidak turun dari bus dan ingin meneruskan perjalanan lagi maka aku tidak perlu membayar lagi. Kalopun turun dari bus itu dan transit disebuah shelter lalu naik TJ trayek lainnya maka aku juga tidak perlu membayar lagi. Jadi dengan 3000 itu sebenarnya dapat digunakan untuk berbagai trayek asalkan tidak keluar dari shelter... Bahkan kalo mau naik dari jam 5 pagi sampe jam 10 malem merasakan seluruh trayek bisa hanya dengan membayar 3000 saja asal tidak keluar dari shelter (ini untuk orang yang kurang kerjaan,hehehe)...

Kenyaman lainnya yang ditawarkan TJ adalah lebih aman dibanding bus kota. Pencopet lebih susah beroperasi karna bus hanya berhenti di shelter2 saja, kalopun ada copet pasti copet tersebut udah sangat ahli sekali. Selain itu di dalam TJ juga bebas pengamen, jadi buat orang2 yang gak suka "gangguan" pengamen dapat lebih merasa nyaman lagi. Tapi gak semua pengamen itu "pengganggu" lho, karna kadang aku juga terhibur dengan nyanyian pengamen membawakan lagu2 hits (kadang juga lagu2 jadul jaman Ratih Purwasih,hehehe) dengan versi mereka sendiri, terutama pengamen2 yang ngamen pake team gitu (kayak yang ada diperempatan Gondomanan)....

Karna udah magrib, aku memutuskan untuk pulang. Keinginanku untuk mengelilingi Jogja pake Trans Jogja terkabul sudah. Kamu pengen naik TJ tapi bingung Rute-nya, coba klik disini ada info mengenai rute-nya... Atau liat peta di bawah ini aja: